Hobby Lobby

Selama tinggal di Amerika, aku selalu penasaran sama apa yang ada didalam toko-toko yang aku lewatin. Karena seringkali, penampakan depan toko itu biasa-biasa aja, gak ada istimewa-istimewa nya, tapi pas udah masuk ke dalam, WOAH, everything is so interesting. It happened when the first time I visited Walmart. Dari depan sih kayak department store biasa, pas udah masuk, I CAN STAY FOREVER IN THERE. Hehehehe.
Ada satu toko, yang aku tahu dari hasil nguping pembicaraan seseorang di bus. Waktu itu pas mau Halloween, orang-orang pada sibuk ngedekorasi kamar dan rumah mereka. Saat inilah aku dengar seseorang bilang kalau dia mau belanja ke Hobby Lobby. Hari, aku cuma ngeliat Hobby Lobby dari depan aja, again, biasa aja, kayak toko-toko perabot dan peralatan rumah tangga pada umumnya.
Pas weekend, aku jalan kesana sama Honggyoung.
HEOL! WOW!
Pertama masuk, aku sukses melongo, INI TOKO TUMBLR! Iyes! Ini toko yang bisa buat kamarmu kayak kamar-kamar di Tumblr ituuuuu!!! Mereka menyediakan perabotan rumah tangga yang lucu dan unyuuuuu!  Yang selama ini cumaa aku lihat di foto-foto Tumblr. Aku benar-benar senang dan gak bisa berhenti bilang "WOAAAH" selama disana. 

This is Halloween~

GORGEOUS!

Yes...

FINAL PROJECT

Mahasiswa S1 di Amerika gak diharuskan untuk nge-skripsi sebelum mereka wisuda. Mereka bisa wisuda kalo semua mata kuliah yang wajib diambil, udah lulus. Tapi, di setiap mata kuliah itu, kebanyakan bakalan ada final project. Final project inilah tempat mereka menerapkan apa yang udah dipelajari.
It's way much easier. Beban yang ditanggung untuk menerapkan ilmu satu semester juga lebih ringan kan daripada ilmu 8 semester. Dan, tenggang waktunya juga cuma 1 semester, gak seperti skripsi yang bisa menahun. Ada dua final project yang aku tahu, dan aku libatkan diriku didalamnya. Satu dari mata kuliah yang memang aku ambil semester ini, dan satu lagi bukan mata kuliah yang aku ambil. Mata kuliah ini udah aku ambil semester lalu di kampus, ada praktikumnya lagi. Yap, ini mata kuliah Tata Letak Fasilitas Pabrik (TLFP), mereka bilangnya disini "Layout". Aku gak ambil kelas ini, namun professor yang ngajar di kelas ini, aku kenal. Jadi final project untuk mata kuliah ini adalah mengunjungi Amazon Plant di Lebanon, salah satu plant terbesar di Tennessee (karena dekat sama Nashville International Airport), kunjungan itu bertujuan untuk melihat, mendeteksi, dan menganalisis masalah-masalah yang ada di plant Amazon ini. Dari kampus, Lebanon berjarak sekitar 1 jam 20 menit. Kami berangkat bareng-bareng, aku ditebengin sama Professor nya. Sampe disana, aku kaget karena Cuma aku cewek sendiri. Which means, di kelas itu, gak ada cewek, karena aku bukan mahasiswa di kelas. Aku Cuma pengen ikut tour nya aja. Selama tour, aku berkali-kali melongo, tercengang, sama gimana sibuknya mereka di plant Amazon itu. Mereka kerja 10 jam/hari. Basically, yang mereka lakukan adalah menerima barang dari vendor, ngebuka bungkusnya, ngebungkus barang tersebut dengan kotak Amazon, dan ngirim ke customer.
Mahasiswa yang emang ngambil mata kuliah ini, mereka nanya banyak hal, pertanyaan-pertanyaan yang strategis dan terkadang mindblowing. Aku nyimak aja :) Di ending, kami foto. Fotonya diambil pake kamera staff Amazon. Karena none of us yang bawa hape. Hape harus ditinggal diluar. Kedalam Cuma boleh bawa catatan.
And this is the picture:




Alright, itu final project mata kuliah Layout, yang aku gak ambil. Now, final project untuk kelas yang ku ambil. Computer Numerical Control. Mata kuliah lanjutan dari Otomasi Sistem Industri yang udah aku ambil setahun lalu di UNAND. Aku benar-benar beruntung bisa ambil kelas ini, meski kelas ini gak ada praktikumnya, tapi 90 persen belajarnya itu di Lab, yang menurutku, itu udah praktik. Hehe. Praktikumnya gak begadang-begadang nulis laporan sampe mabok, loh :) Ini jadi pelengkap mata kuliah yang kuambil di UNAND setahun yang lalu, mata kuliah ini sebenarnya cocok untuk di-praktikumkan, karena berhubungan sama kode-mengkode. Tapi, ya mungkin karena ini-itu, di kampusku Cuma kuliah di kelas aja.
Mata kuliah ini 3 SKS per minggu, tapi dihabisin dalam sekali pertemuan. Dari jam 9.10 sampe jam 12.50 siang. Keluar-keluar dari kelas sempoyongan kalo gak sarapan. Final project nya adalah ngerancang dan ngebuat satu produk dengan menggunakan CNC! Wah, waktu pertama kali dengar penjelasannya, aku ngeri-ngeri sedep. Bisa gak ya? But, untungnya, ini kerja kelompok! Jadi aku sekelompok sama 5 orang. Yehe, I'm the only girl.
Waktu pengerjaan final project ini sebulan. Kelompokku memutuskan untuk ngebuat pajangan peta USA dari acrylic, dan nambahin LED di sela-selanya. BELIEVE ME, IT LOOKS SO GREAT!
Tugas nya dibagi-bagi, ada yang ngerjain kode, desain gambar, buat laporan, buat power point. Tapi, kerja utamanya emang yang dua diawal itu, desain gambar sama kode. Untuk kode, kami pake fitur otomatis. Jadi lebih gampang. Kode kami terdiri dari kurang lebih 6000 baris. Siap dalam 2 jam. Tapi, pas mau di transfer ke mesinnya, gak mau jalan. WAH. Apa yang harus dilakukan sama 6000 baris ini. Aku pengen pulang aja ke Indonesia waktu itu, sangking peningnya hahaha (jangan ditiru ya..).
Tapi, Professor kami menemukan apa errornya, yap, itu, hal-hal sepele, program start flagnya gak kami buat. Program start flag itu sejenis kode untuk menunjukkan kalo program dimulai di baris berikutnya. Itu cuma berupa semicolon loh :") Aku selalu hadir saat diskusi kelompok ataupun dengan dosen. Namun kali ini, aku harus izin beberapa hari karena ada workshop di Washington DC. Tentu dong mereka ngizinin dan oke-oke aja. Tapi aku tetap minta mereka untuk ngabarin tentang progress apapun.
Jadilah malam itu, malam sebelum aku berangkat ke Washington DC, aku baru selesai packing, lagi bersihin make up, dan siap-siap buat tidur saat salah satu kawanku ngirim pesan bilang kalo mereka lagi motong materialnya. And it's looking good. Aku ngeliat jam, hampir jam 11 malam. Mereka tahu kalo aku tinggal di asrama kampus, yang memungkinkan aku bisa dengan gampang nyampe lab kalo kepleset kulit pisang.
Tapi masalahnya, aku takut jalan kesana sendirian. Aku juga gak mau ngerepotin kawanku minta anterin atau temenin. Memang gak jauh, tapi jalannya gelap, dan ngelewatin tempat-tempat parkir. Syerem.
Aku mencoba beralasan, kalo aku takut jalan sendiri, udah malam, dan gak ada teman.
Terus tiba-tiba dia bilang: "You are crazy! Hahahaha! This is safer than Indonesia, Dr. Fidan said."
Oh my goodness!!!!! Dr. Fidan itu dosen kami. Aku jadi gak enakan kalo dosenku udah tau gini. Akhirnya, aku langsung nelpon salah satu kawanku, dan minta dia temenin.  Luckily, dia belum tidur dan mau nemenin. Aku langsung ganti baju dan ngacir ke lab. Sesampainya di lab, semua teman-teman sekelompokku sudah ada disana, bersama Dr Fidan, dan 1 cewek yang aku belum pernah lihat sebelumnya. Jurusanku ccuma punya beberapa mahasiswa cewek, dan hampir semua aku udah pernah jumpa. Tapi yang ini aku belum pernah lihat. Aku basa-basi nanyain gimana kodenya bisa jalan, lalala lilili, terus aku ditawarin donat yang gedenya minta ampun. Aku makan donat sambil mantengin mesin CNC motong material kami. Indeed, it's looking good. Gak nyesal aku lari-lari kesini. Hahaha.
Aku suka sekali laboratorium ini. Lab manufacturing. Isinya mesin-mesin kayak bubut, gerinda, gergaji potong.
Saat itulah aku melihat refleksi mukaku disalah satu mesin, aku hampir nyampakin donat yang ada ditanganku. AKU LUPA KALO AKU BELUM NYELESAIKAN MAKE UP REMOVING!!!! Aaaaak. Dibawah mataku hitam, seperti udah gak tidur bertahun-tahun. Aku langsung ngeletakin donatku dan izin ke restroom. Hah, ini gara-gara aku tadi buru-buru, gak nengok kaca lagi sebelum pergi. Aku udah expert untuk make kerudung tanpa liat cermin, BTW! Hahaha.
Aku berhasil mengurangi shade hitam dibawah mataku dengan bermodalkan tisu dan air. Gak seluruhnya hilang, soalnya sisa maskara dan eyeline yang nemplok disitu waterproof. Tapi, better lah dari sebelumnya.
Aku kembali ke lab, ngobrol-ngobrol, 20 menit kemudian kami selesai. Aku terkagum-kagum sama hasilnya. Ini dia, dibuat dengan kurang lebih 6000 baris kode.

Setelah ambil foto dan bersihin lab, kami pun pulang. Aku puas dan bahagia. Meski di jalan pulang, aku kedinginan dan bibirku pecah-pecah (lupa pake pelembab). Aku nyampe asrama jam setengah satu. Udah gak ngantuk. Tapi besok pagi harus ready jam 6 buat ke bandara. Hell yeaaah. 

CERITA LAWAK OF THE DAY

A: How can they stand this kind of weather with only t-shirt
B: They are american. Their skin is thicker.
C: I've read one article that said Americans tend to have a higher body temperature than us.
A: Really? Our body temperature is around 36 37 right? So what is theirs?
C: It's around 40 something, if I'm not mistaken.
A: Oh I'll be very sick if I have that temperature on my body.
B: Yeah, I'm wondering how high could they get if they have fever.
C: Probably 50... err not sure.
B: So if we have 2 sick Americans, we can boil water...
A B C : ROTFL

Cepat Saji

Dulu, aku kira makanan cepat saji itu cuma makanan-makanan di KFC, MCD, dan kawan-kawannya itu. Tapi ternyata, setelah aku disini, aku jadi dapat pandangan yang lebih luas tentang makanan cepat saji. Entah karena mereka terlalu sibuk atau gak ada waktu (apa bedanya), disini, banyak kali makanan cepat saji yang di jual di supermarket (terlepas dari restoran-restoran cepat saji yang beserak dimana-mana). Makanan cepat saji ini beragam, mulai dari frozen food (makanan yang dibekuin), sampe makanan kaleng, kotak, plastik, eh gak ding cuma kaleng sama kotak aja. 

Bagian forzen food jadi bagian yang paling aku suka di Walmart. Tiap ke Walmart, aku pasti bakalan ngabisin beberapa waktu di section ini, walaupun cuma liat-liat. Makanan-makanan yang dibekukan ini kayak ayam goreng, pizza, cake, cookies, dan lain-lain yang aku gak ingat.Kalo mau makan makanan ini, gampang, rata-rata sih tinggal di masukin microwave aja, dicampur bumbunya (kalo ada), tapi kebanyakan, cuma tinggal masukin microwave, set waktu, tunggu, selesai. 

Selain makanan beku, ada makanan kaleng. Kalo makanan kaleng ini ragamnya lebih banyak. Kebetulan aku volunteering di TTU Food Pantry, jadi aku sering ngurusin makanan-makanan kaleng gini. I'm enjoying this work karena aku selalu nemuin "jenis" makanan kaleng baru tiap aku kerja. 
"Yaampun, ini kok dikalengin." adalah ekspresi yang paling sering aku keluarkan kalo lagi kerja disana. HAHAHA. 
SO, I made some pictures: 
Ini wortel, udah dikupas, dipotong-potong lagi. 
Ini kalo yang mau sehat, mixed veggie. Don;t ask me how healthy is that. Tapi mempermudah gak sih, kalo mau makan berbagai macam sayur, gak perlu rempong-rempong ngupasin, nyuci, ngerebus, sama nambahin garamnya. 

 Dari namanya, mungkin kebayang lah ini apa ya, turkey (sejenis ayam), nasi, dan kayaknya sayuran, digabung jadi satu, nasi campur kali ya namanya. 

Semua makanan kaleng itu tinggal di microwave aja. 
Ada satu makanan kotak favoritku, tapi aku lupa ngambil fotonya. Mac n' Cheese. Itu kayak campuran macaroni dan keju gitu. Aku kira, aku harus beli keju, seasoning untuk ditambahin ke Mac n' Cheese ketika dimasak, TAPI, tetot, aku cuma perlu nambah air. Aduh, kerjaan jadi ibu rumah tangga bakalan lebih mudah kalo ada yang kek gini ya. Ups. 


Kata yang Muncul dari Tanpa Kata

Akhir-akhir ini lagi tertarik sama instrumennya Yiruma. Setiap lagi jalan ke kelas, atau lagi nunggu, atau lagi makan, hampir selalu dengarin lagu-lagu Yiruma.
Awalnya, aku cuma tau satu instrumen dari Yiruma yang hits sekali itu: Kiss the Rain. Aku lagi nyoba buat mainin instrumen itu, lagi belajar tepatnya. Tangan kanan udah bisa, tangan kiri bisa. Pas nyoba mainin kedua tangan sekaligus, hancur.

Aku sebenarnya bukan penggemar instrumen. Aku tidak bisa menikmati "hanya musik" tanpa ada kata-kata seperti itu. Tidak ada kata-kata, apa yang mau dipikirkan? Kalau tidak ada yang dipikirkan, apa yang mau diresapi? Aku mungkin belum tahu caranya menikmati musik bisu seperti itu.
Sampai pada akhirnya aku mendengarkan instrumen Yiruma. Aku sedikit bisa mengerti dan menikmati musik ini.

Aku jadi penasaran, bagaimana Yiruma memberi nama instrumen-instrumennya. Seperti:
May Be, Time Forgets, If I Could See You Again, dan lain sebagainya.
Bagaimana dia menyematkan kata-kata "If I Could See You Again" pada lagu yang tidak memiliki satu katapun?

Entahlah, aku lagi mencoba untuk merangkai kata-kata dari pikiranku sendiri ketika mendengarkan instrumen-instrumen Yiruma ini. Mungkin, begini cara teman-temanku yang pencinta instrumen menikmatinya. Tenggelam dalam pikiran mereka, tidak membiarkan "lirik lagu" membatasi angan.

Dan ini instrumen favorit ku saat ini. Enjoy!

TENTANG BEASISWA GLOBAL UGRAD

Let's talk about, MONEY!
Karena, aku akhir-akhir ini sering dapat pertanyaan "Itu beasiswanya nge-cover apa aja ya?" dari aplikan yang daftar beasiswa ini, atau dari orang-orang yang nanya "itu dibayarin jugaaa?", mengira bahwa aku jalan-jalan hedon di Amerika pake uang Mamak ku. No, of course :)
Jadi untuk itu, mari kita bahas ini!
Kalo dilihat dari judulnya, aku kayaknya mau bahas beasiswa ini secara umum. Ya gak?
Enggak. Aku udah banyak ngoceh panjang lebar di My UGRAD Journey, sampe ber seri-seri lagi, Kalah sinetron. 

Disini, aku mau bahas tentang beasiswa ini secara benefit. 
Beasiswa ini disponsori oleh Pemerintah Amerika, US Department of States. Gak usah dihitung berapa dana yang mereka keluarin untuk program ini tiap tahun. Pusing lah. 

1. PENDAFTARAN
Pendaftaran beasiswa ini online, jadi gak perlu ngirim berkas via pos. Bebas biaya pendaftaran. Paling bakal ngeluarin biaya untuk TOEFL, bagi yang belum pernah tes, atau sertifikatnya udah expired (TOEFL nya harus dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun). Dan itu biayanya juga beragam, tergantung tes dimana. TOEFL-like atau prediction juga diterima kok, dan itu lumayan terjangkau. Kalau yang di daerah Padang, sekali tes di pusat bahasa UNAND itu bayar 35.000. Kalau ITI, 100.000. Bedanya, di ITI hasilnya langsung keluar setelah satu hari, kalau di pusat bahasa paling cepat 3 hari. Dan biasanya di pusat bahasa itu ngantri, rebutan tempat sama yang mau wisuda (TOEFL jadi salah satu syarat wisuda di UNAND).

2. Wawancara
Kalau kamu dapet e-mail untuk kepanggil wawancara, berarti kamu udah selangkah lebih jauh dari proses pendaftaran (YAEYALAH). Wawancaranya bakalan diadain di Jakarta. Tenang aja, tiket pesawat dibayarin. Bahkan juga dikasih uang untuk penginapan. Waktu jaman aku, yang dipanggil wawancara 18 orang. Wawancaranya dibagi 2. Hari pertama untuk Non-English Major, hari kedua untuk English Major. Kami gak jumpa satu sama lain (English dan Non-English). Menurut terka-terkaanku, wawancara ini dibagi dua supaya gak menyebabkan nervous berlebihan bagi anak-anak Non-English Major. Ini cuma terkaan penulis semata. 
Biasalah kan kalo kepo, nanya-nanya "Eh eh, kemaren TOEFL nya berapa?". 
Anak-anak Non-English Major mah TOEFL nya merata, 500 lebih dikit. Tapi, jangan coba-coba tanya TOEFL anak English Major. Mereka bakalan bilang "Aduh, jangan tanya itulah, TOEFL ku rendah." untuk kemudian diikuti angka 600. 
600 TJOY
E-NAM RA-TUS.



Aku bukan penikmat kopi sebelumnya. Aku hanya menegak kopi kalau harus begadang dan fokus. Kalau memang masih bisa aku handle tanpa kopi, aku akan jauh-jauh dari bubuk hitam pahit itu.
Bagiku, kopi itu bukan untuk dinikmati. Untuk apa menikmati yang pahit-pahit kalau ada yang manis?
Minggu lalu, saat aku ada workshop di Washington DC, mereka menyajikan kopi sebagai refreshment. Aku ngantuk berat saat itu. Akhirnya aku memutuskan untuk menuang kopi ke gelas kecil. Kopinya kopi murni, gak ada dicampur gula atau vanila. Aku harus nuang gula sendiri kalau mau. Dan tentu saja aku butuh gula. Gak cuma 1 bungkus, aku biasanya nambahin gula lebih dari 6 bungkus. Gula disini beda dengan gula di Indonesia, disini kurang berasa. Tapi aku sadar kalau 6 bungkus itu terlalu banyak. Bukankah kopi itu sejatinya pahit?
Kebetulan, gula saat itu sedang habis, mereka lagi ngambil stok lagi. Pas saat nunggu itulah, aku lihat salah satu temanku menuangkan vanilla ke kopinya. Aku belum pernah nyampurin selain gula ke kopiku. Saat itu aku berfikir bahwa gak ada salahnya nyoba. Aku pun menuangkan 2 cup kecil vanilla ke gelas kopiku.
Dan ternyata, itu KOPI PALING ENAK YANG PERNAH AKU COBA. Sempurna! Semenjak itu, aku hampir selalu minum kopi setelah makan. Tentu saja dengan vanilla. 


Kadang, kita tidak perlu menambahkan banyak hal buatan untuk membuat sesuatu menjadi lebih menyenangkan.  Dan kadang lagi, kita selalu punya pilihan untuk mengecap yang pahit dan yang manis, atau meninggalkan salah satunya. 
Kita juga selalu punya kesempatan, untuk menciptakan bahagia. 

Ngalay Ilmiah

Yow!
'Sup folks~
Kami jalan-jalan ke Nashville kemarin. Kami ini adalah aku, Honggyoung, Abdul (teman sekelas kami), dan Fatimah (anaknya Abdul). Ini rencana sebenanrnya gak mendadak, kami udah ngerencanainnya dari 2 minggu yang lalu, tapi cuma sejenis "Nashville, yok." "Yok.." "Tanggal segini ya." "Oke".
Kami gak ada ngomongin mau ngapain, mau kemana. Bahkan sampe hari H, pas udah mau berangkat, baru mutusin mau ngunjungin apa.
Awalnya Abdul bilang dia gak bawa anaknya. Soalnya istrinya gak bisa ikut. Dia takut kerempongan sendiri. Tapi akhirnya, dia bawa juga Fatimah, mungkin karena Honggyoung pengen banget jumpa dan nge-gendong. Fatimah ini umur 3 tahun (kalo gak salah), lincah banget, dan ramah sama orang yang baru dia jumpa.
Mempertimbangkan Fatimah, Honggyoung nyaranin kami untuk ke Museum Sains di Nashville. Abdul langsung pasang GPS, kami meluncur~
Sampai di depan gerbang masuknya, kami baru mikir "Eh ini masuknya bayar? Berapa ya?"
We were supposed to pay $14, tapi dengan student ID, kami dapat diskon $1. Lumayan lah ya. Awalnya, aku mikir, "Yaaah, sayang kali, mahal kali."
Tapi, setelah 2 menit masuk ke museum nya, aku langsung lupa sama 13 dollar ku yang tadi. Aku langsung lari kesana kemari, nyobain semua hal-hal berbau ilmiah.
Kami siap untuk ngobrak-ngabrik museum ini!
 Di bagian depan, ada mobil ini, gak tau namanya apa, lupa nengok. Pokoknya ini, itulah, keren.



"T.O.P is gonna do military service next year, Eonnie.."
"Yeah, they usually get less popular after they finished their military years."
"Really? Why??"
"People just forget them. I mean, they are not gonna be on stage or television for almost 2 years. It's not a short time. People will just, stop following them."
"Oh, it's sad."
"Well, I don't really care, tho. Hahaha. Why do I have to care about somebody who even doesn't know my excistence. I'd rather follow handsome guy around me, than the one that's almost impossible to be with me."

"We love you, we are happy to have you here, no matter what. And you are more than welcome to come back."

Aku memang harus belajar untuk melihat perpisahan bukan sebagai akhir, tapi permulaan untuk cerita yang baru.
Hanya saja, bagaimana jika aku belum bisa mengakhiri bagian cerita disini?
Ada yang belum siap untuk kuubah menjadi kenangan.
Ada percakapan yang belum siap untuk kuselesaikan.
Ada kalimat yang belum bisa kububuhi tanda titik.

Aku, hanya ingin tinggal sedikit lebih lama.

TOEFL LISTENING SECTION

Kalo ditanya apa yang biasanya bikin aku nervous dan stressed out disini, jawabannya adalah order makanan dan making a phone call to any call centre. It's really a serious thing for me. 
Orang-orang Tennessee itu punya aksen tersendiri. Selain mereka juga punya southern drawl, karena technically, Tennessee emang terletak di bagian selatan. By the way, southern drawl itu gaya bicara yang agak dipanjang-panjangkan intonasinya, it makes kata-kata yang mereka bilang itu susah dimengerti. dan mereka ngomong super cepat, semua kata-kata yang mereka bilang itu kayak nyatu semua. Gak ada spasi. Mereka juga suka nyingkat-nyingkat. Seperti:

You all: Y'all
I'm going to: Imma 
Out of: Outta
Dan lain-lain~

Dan ini, gak cuma aku yang ngalamin, temanku dari Thailand, katanya dia sampe ngabisin waktu 30 menit nelpon CS bank, gara-gara mereka sama-sama gak ngerti apa yang mereka katakan to each other. Kalo udah lelah, biasanya aku jawab "Yes" no matter what they said.
Aku gak pernah ngerasa selelah ini ngomong dalam bahasa inggris. Hahaha. 
I mean, it's really exhausting to pay attention to what people say, if you miss one word, you may miss the whole idea, kayak gitulah kira-kira. 
Kalau biasanya pake bahasa indonesia aku tahan bekombur berjam-jam, kalo pake bahasa inggris, setengah jam aku udah EXTREMELY exhausted. Pernah waktu itu, aku ngumpul sama host family aku, dan mereka ngundang teman-teman mereka dari gereja untuk datang. Kami masak, dan ngobrol bareng. Gak cuma harus ngomong full english dan harus dengerin full southern accent (tau lah ya, orang-orang yang lebih tua cenderung ngomong lebih cepat dan nyerempet-nyerempet tiap kata), I also had to deal with nama-nama berbagai bahan masakan yang mostly, baru pertama kali aku dengar. Well, ujung-ujungnya aku gak bantuin masak, tapi belajar nge-pronounce bumbu-bumbu masakan dengan benar.

Tapi, sesulit-sulitnya ngorder makanan, masih lebih sulit nelpon CS. Way more difficult. Karena kalo langsung, kita bisa lihat pergerakan mulut mereka, it helps lah. Tapi kalo nelpon, hah, kami bilang ini semacam TOEFL Listening Section. Harus benar-benar fokus. Ingat, miss one word might make you miss the whole world, eh salah, I mean the whole idea. 

So, CHEERS FOR HAVING EVERYDAY TOEFL LISTENING SECTION! 

Be Aware of The Flag

Setelah pulang dari fitness centre hari ini, aku dan temanku ngelihat ada rame-rame di gedung sebelah, yang tidak lain dan tidak bukan adalah lapangan basket. Penasaran, kami singgah. Mana tau ada kaos atau makanan gratis. 
Ternyata ada pertandingan. Tapi kayaknya bukan pertandingan besar. Soalnya yang nonton dikit. Paling cuma 30 an orang. Karena penasaran sama cheerleaders nya, kami memutuskan untuk nonton sebentar, setidaknya sampe pembukaan aja, sampe nengok mereka jejingkrakan salto-salto. Kami ambil tempat duduk di bagian atas. Biar gampang kalo mau keluar nanti. Kami duduk sekitar 5 menitan di bangku itu, ketika ada kakek-kakek bilang: "Hey this is my seat. And that is hers."
Padahal itu stadium masih 90% kosong, kenapa lah aku sama kawanku bisa duduk di tempat yang udah booked. Akhirnya kami pindah. Meninggalkan kakek dan nenek yang kayaknya lagi kasmaran gelombang 3. 
Kami tetap mencari tempat duduk di bagian atas. 
Sekitar 5 menit kemudian, pluit panjang bunyi, tanda pertandingan akan dimulai. Sebelumdimulai, mereka nyanyiin lagu kebangsaan mereka dulu. Sontak seisi stadion berdiri dan hormat ke bendera mereka. Sialnya, kami duduk pas dibawah bendera. Dan di daerah situ, cuma ada aku dan kawanku. Cuma kami berdua. Kami langsung kaget, dan sikut-sikutan,
"Kita mesti berdiri juga gak ini?"
"Kita mesti hormat juga?"
 
Serius itu awkward BANGET. 
Kebayang gimana begonya muka kami, pas tiba-tiba seisi stadion menghadap ke kami secara tidak langsung, secara langsung mereka ngadap bendera sih. Dan untuk beberapa saat, kami tetap duduk, dengan muka yang, you know, kaget. Tapi akhirnya kami berdiri juga. Temanku juga ikut hormat. Hormat nya gak kayak hormat upacara bendera pas SD dulu, mereka hormatnya letakin tangan di dada. 

Saat itu, satu-satunya yang pengen kulakukan adalah kabur. Atau menghilang. Andai aja aku punya jurus raib. 
 

Ngekode Host Mom


Ada satu taman yang lokasinya dekat sama kampusku. Kira-kira 20 menit kalau naik mobil. Kalau jalan gempor. Aku pengen kali ke taman itu, soalnya pemandangan sunsetnya bagus kata orang-orang. Ada danau disana. Kayaknya di musim gugur kayak gini, tempat-tempat seperti itu bakalan jadi tempat foto yang bagus, eh maksudnya tempat nyantai yang bagus. (foto aja kerjamu, Win)

Taphiiii, public transportation di kota ini lumayan menyebalkan. Bus cuma lewat 1 jam sekali, itu pun gak menjamahi semua tempat. Bus biasanya jadi andalan kami, karena gratis (dengan student ID). Setelah bus, ada taxi. Yang ini gak gratis. Tapi lumayan murah kalo perginya rame-rame. 5 dollar within the boundary. Jadi mau jauh dekat, selama masih di dalem kota, cuma perlu bayar 5 dollar. Nah, yang aku bingung, mau gak ya taxi take us to the park. Kutengok-tengok foto nya, kayaknya itu rada masuk hutan gitu.
 
Iseng-iseng, aku coba tanya host mom aku. Aku email kurang lebih isinya nanya kira-kira supir taxinya mau gak ya ngantar kami ke taman itu. Eh dibalas gini:

Hi, Winni,

When do you have time?

I can take you to Cane Creek Park

Yes! Code has been understood nicely.
Kadang, terhadap beberapa orang, kita harus membuat beberapa jarak.
Bukan karena mereka kurang baik, atau terlalu baik.
Bukan di mereka masalahnya.
Tapi di kita.
Pada diri kita, ada hal-hal yang tidak bisa sepenuhnya kita kuasai.
Hati.
Mungkin hanya dengan menciptakan jarak, semuanya akan tetap pada tempatnya.

HALLOWEEN 2016

BOO!
Facebook dan instagram udah penuh sama foto-foto hantu. Aku bukan gak mau jadi hantu. Mau aja, sayangnya lagi bokek. Dan jadi hantu itu gak sedikit modalnya. Aku coba cari-cari di google kostum low budget, dan jumpa ide ini di 9GAG. I love you 9GAG! Untuk kostum ini, cuma perlu uang 3 dollar, niat, dan napas. Yes, we were transforming ourself into GRAPES!
Kami belanja ke Walmart, dan ngembus balon ini di ruang belajar. Aku ngembus kurang lebih 25 balon. Alhamdulillah masih sehat sampe nulis postingan ini. Honggyoung lebih tangguh, dia ngembus 30 balon. Tapi katanya sekarang mulutnya sakit-sakit.

 

Strolling Around Cookeville Downtown

Udah hampir 3 bulan disini, aku baru sempat jalan-jalan ke pusat kota nya Cookeville. Ini pun dadakan. Gara-gara hari ini kami selesai lebih cepat di Senior Citizen Centre. Btw, kami jadi volunteer di Senior Citizen Centre nya Cookeville. Seru! Kami ngegaul sama oma-oma dan opa-opa. Berasa jadi muda (YAEYALAH). 
Hari ini gak banyak kerjaan, karena juga gak banyak kegiatan. 
Kami pulang 1 jam lebih cepat. Cuacanya lagi bagus, matahari cerah dan sejuk. Just so puerfect! 
Irma came up with the idea of going to downtown. Karena jarak dari kampus ke Senior Citizen Centre itu lumayan jauh, sayang aja kalo kami langsung pulang. Dan kebetulan, jalan ke kampus itu ngelewatin jalur ke downtown. Aku dan Irma nge rental sepeda dari kampus. Hem, sebenarnya gak rental juga sih, minjem lebih tepatnya, soalnya kami gak perlu bayar apa-apa.Sayang aja sepeda gratis gak dipake secara maksimal kan. Akhirnya kami memanjangkan kaki kami ke pusat kota Cookeville. Pusat kota Cookeville ini kecil. Kecil sangat. Paling cuma 2 blok. Kota Cookeville itu sendiri juga kecil, semua kotanya kalo dikelilingi sejam habis. 
Dari kemaren-kemaren sebenarnya pengen jalan-jalan ke downtown, tapi alesannya, "nanti ajalah, kan dekat.." "mending ke tempat yang jauh-jauh dulu..". Selain alasan-alasan itu, transportasi juga jadi masalah. Kawan-kawanku rata-rata gak pandai naik sepeda. Dan kalo naik transportasi umum itu, jenggotan nunggunya. Busnya lewat cuma sejam sekali.  

Di downtown Cookeville, ada toko-toko barang antik, butik-butik yang harga bajunya bisa ngabisin jajan sebulan, ada toko eskrim yang namanya Ice Cream City. Kami berhenti di satu toko yang dekorasinya cantik dan kayaknya jual hal-hal berbau Tennessee dan TTU (Tennessee Tech University). 



"When I first saw you, I didn't expect your name would be Winni. I expected something like Muhammad or Abdul,"   

"Those are the names for male, just so you know."     

"Oh...."

"I don't have any idea what you are trying to capture.."
"I am trying to capture these things. The things that relate to my feeling."

  Kosong 

Sepi


Craving for Asian Foods and TTU Discount

Kalo cerita makanan, aku jadi keinget minggu-minggu pertama ku disini. Struggling with nama-nama makanan yang aneh-aneh. Kalau beli apapun selalu minta yang "paling" pedas, tapi ujung-ujungnya selalu kecewa. Aku baru tau kalo pasta itu ternyata bukan saus, tapi mie. Iya, aku tau. Isi kepalaku cuma nasi padang. Buffalo itu bukan daging sapi, tapi saus yang katanya paling pedas. Keju itu banyak macamnya. Tiap beli sandwich bakalan ada 5 atau lebih pilihan keju. Gak tau pulak apa bedanya cheddar, mozarella, american, dan lain-sebagainya itu. Pokokny mereka keju. Udah. Aku biasanya cap-cip-cup kembang kuncup aja. Mana yang ketangkap mata duluan, itu yang kupilih. Dimana-mana, selalu ada keju. Dan kentang goreng. Atau chicken tender. Pokoknya jenis makanan yang bikin timbangan cepat gerak ke kanan itu. Aku ngerasa lelah aja kadang. Harus olahraga supaya memperlambat proses pembesaran badan.

Lalu salah satu temanku disini, suatu hari ngajak kami ke chinese buffet restaurant di dekat Walmart. Kami cuma perlu bayar 7 dollar-an (untuk lunch), dan udah bisa makan sepuasnya. Ada nasi, ada kepiting, udang, sate ayam, cumi, kerang. Benar-benar pengobat rindu kalo udah kesini. Ada satu makanan, aku kurang ingat namanya apa, kalo gak salah coconut shrimp, rasanya persis kayak lee hong kien yang di Nelayan!! Aku pengen nangis pas nyobain itu pertama kali. Akhirnya Ya Allah, aku jumpa makanan yang enaq disini. Gak cuma itu, ada sambal yang rasanya percis kayak sambal ABC ekstra pedas. Namanya sriracha. Aku gak perlu was-was lagi kao sambal sachset ku habis. Yeyeye.

FIRST ROUND

With taxes and everything, it's gonna be....

Semua orang harus bayar pajak disini. Meskipun kita gak kerja, dan bukan warga negara sini, tetap aja ikut bayar pajak. Karena pajak is everywhere. Ini jadi salah satu culture shock (gak parah-parah kali sih emang), karena kami juga harus bayar tax untuk belanja di supermarket. Sampo, odol gigi, baju, semua dikenakan pajak. Dan menurut taxfoundation.org, state tempat aku tinggal, Tennessee, punya pajak paling tinggi di seluruh US. Sudahlah, habis untuk bayar pajak ajalah uang jajanku ini.  Hahaha. 

Kata salah satu temanku yang udah pernah jalan-jalan ke Eropa, waktu itu, dia ngumpulin semua bon belanjaan dia di Eropa. Pas dia mau balik ke negaranya, dia dapat refund di bandara. Atas semua tax yang dia bayar. But that's in Europe, gak tau disini gimana. I would end up bringing 1 suitcase full of receipts kalo kayak gitu nanti. And most of them would be foods' receipt.

Somebody is going to sit on that empty chair to cheer an empty heart

 
Bryan Concert Hall, TTU 
29 Oktober 2016
 

BLOOPERS CHOCOLATE!

Best day of the week!
Hari ini, host Mom nya Honggyoung Eonnie ngajak kami ke Russell Stover shop. 
Russell Stover itu salah satu cokelat yang bisa dibilang mahal, berkualitas, dan enak. Kata Honggyoung sih, aku gak tau banyak tentang cokelat ini. 
Apa yang bikin kami tertarik buat datang ke toko ini? Terutama aku, yang lagi bokek berat. Ialah diskon 50% yang mereka punya. 



Travelling Partners

When it comes to a great place, US has a lot of it.
Every state has their own impression.
Kalau pas lagi musim gugur kayak gini, biasanya tempat-tempat yang ramai itu kaya Florida, atau California, yang banyak pantainya. Intinya, ke tempat yang lebih warmer.
Tapi, aku dan 2 orang teman ku memutuskan untuk pergi ke New York, yang notabene lebih dingin dari Tennessee.
Mereka adalah Lee Honggyoung dari Korea Selatan, dan Limara dari Kazakhstan.
I'm glad to have them on my journey.
Mereka udah pernah jalan-jalan ke Eropa, while aku baru menginjakkan kaki di luar negeri pertama kali.
Mereka udah terbiasa sama beberapa hal kayak how to pack your 5 days life in one backpack (karena airline cuma ngasih 2 carry on baggages, kalo mau lebih, bayar lagi.)
Aku belajar banyak dari mereka. Mungkin cerita tentang mereka akan aku tulis di postingan terpisah. I'll definitely write a post about them!
Dan, yah, mereka juga tukang selfie, dan foto. Just like me. Just too perfect to be my partners. Hence, we took a lot of pictures.
Here you go!



 

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?