For My Dearest, Yunita

Rasanya sedih ketika mendengar kabar yang belum baik dari sahabatku yang satu ini. Sahabat ku yang sabar, yang pantang menyerah, dan selalu bertawakkal menyerahkan segalanya kepada Allah.
Allah ternyata punya cerita lain ya Yun, rencana yang lebih baik untukmu. Sebaik-baiknya penulis manapun yang ada di dunia ini, tidak akan ada yang bisa mengalahkan indahnya skenario dari-Nya.
Semua orang punya jalan sukses nya masing-masing.
Ah, ya. Aku punya kata-kata ini, aku baca dari twitter :

"Setiap manusia punya jatah gagal nya masing-masing, habiskan jatahmu selagi kau masih muda."

Coba hitung berapa jatah gagal mu yang sudah habis, Yun.. Mungkin kesuksesan itu akan semakin dekat. Who knows..

Tetap jadi Yunita yang sabar, yang baik, yang tawakkal, ya Yun.
Intinya, jangan menyerah, jangan menyerah, jangan menyerah. 

Ingat lelucon kak Ihram yang ini gak?
"Ya manatau dengan kuliah di swasta, kamu bisa dapat suami kaya."
:))

 Mutiara akan tetap jadi mutiara dimanapun dia berada.

I miss you so bad :') 








  

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?