Maaf Teman...

Aku tau mungkin sekarang aku bukan seperti aku yang kau kenal dulu.
Aku tau aku tak bisa jadi teman yang baik. Tapi aku punya alasan buat semua itu.
Kita berteman, tapi yang terlihat jelas hanya kejengkelan. Bukan persaudaraan.
Kita dekat tapi seperti saling menjauhkan diri.
Inikah yang namanya “TEMAN” ?
Bukan aku sok tahu. Aku hanya ingin membagi apa yang aku dapat.
Agar semua ilmu yang kucari bisa bermanfaat.
Bukan hanya untukku, tapi juga untukmu.
Membuat mu tersinggung adalah salah satu tujuan ku.
Karna ketersinggungan adalah bukti bahwa kita memiliki hati.
Tapi jangan sampai ketersinggungan mu membuatmu marah padaku.
Aku hanya menunjukkan rasa sayangku padamu saudariku..
Teman..
Aku pun masih terlalu rapuh. Iman ku pun masih mudah goyah..
Mungkin tak sekuat yang sudah mendapat gelar “Ustadzah”.
Bukan aku tak mau dekat denganmu.
Aku tetap menganggap mu teman.
Aku tetap berusaha untuk mengajakmu sama-sama “berusaha untuk berubah”.
Tapi mungkin, sedikit kujaga jarak ini.
Jangan marah, jangan tersinggung..
Aku hanya ingin aku bisa lebih mendekatkan diri pada Sang Rabbi…
Allahu a’lam..

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?