Kata yang Muncul dari Tanpa Kata

Akhir-akhir ini lagi tertarik sama instrumennya Yiruma. Setiap lagi jalan ke kelas, atau lagi nunggu, atau lagi makan, hampir selalu dengarin lagu-lagu Yiruma.
Awalnya, aku cuma tau satu instrumen dari Yiruma yang hits sekali itu: Kiss the Rain. Aku lagi nyoba buat mainin instrumen itu, lagi belajar tepatnya. Tangan kanan udah bisa, tangan kiri bisa. Pas nyoba mainin kedua tangan sekaligus, hancur.

Aku sebenarnya bukan penggemar instrumen. Aku tidak bisa menikmati "hanya musik" tanpa ada kata-kata seperti itu. Tidak ada kata-kata, apa yang mau dipikirkan? Kalau tidak ada yang dipikirkan, apa yang mau diresapi? Aku mungkin belum tahu caranya menikmati musik bisu seperti itu.
Sampai pada akhirnya aku mendengarkan instrumen Yiruma. Aku sedikit bisa mengerti dan menikmati musik ini.

Aku jadi penasaran, bagaimana Yiruma memberi nama instrumen-instrumennya. Seperti:
May Be, Time Forgets, If I Could See You Again, dan lain sebagainya.
Bagaimana dia menyematkan kata-kata "If I Could See You Again" pada lagu yang tidak memiliki satu katapun?

Entahlah, aku lagi mencoba untuk merangkai kata-kata dari pikiranku sendiri ketika mendengarkan instrumen-instrumen Yiruma ini. Mungkin, begini cara teman-temanku yang pencinta instrumen menikmatinya. Tenggelam dalam pikiran mereka, tidak membiarkan "lirik lagu" membatasi angan.

Dan ini instrumen favorit ku saat ini. Enjoy!

TENTANG BEASISWA GLOBAL UGRAD

Let's talk about, MONEY!
Karena, aku akhir-akhir ini sering dapat pertanyaan "Itu beasiswanya nge-cover apa aja ya?" dari aplikan yang daftar beasiswa ini, atau dari orang-orang yang nanya "itu dibayarin jugaaa?", mengira bahwa aku jalan-jalan hedon di Amerika pake uang Mamak ku. No, of course :)
Jadi untuk itu, mari kita bahas ini!
Kalo dilihat dari judulnya, aku kayaknya mau bahas beasiswa ini secara umum. Ya gak?
Enggak. Aku udah banyak ngoceh panjang lebar di My UGRAD Journey, sampe ber seri-seri lagi, Kalah sinetron. 

Disini, aku mau bahas tentang beasiswa ini secara benefit. 
Beasiswa ini disponsori oleh Pemerintah Amerika, US Department of States. Gak usah dihitung berapa dana yang mereka keluarin untuk program ini tiap tahun. Pusing lah. 

1. PENDAFTARAN
Pendaftaran beasiswa ini online, jadi gak perlu ngirim berkas via pos. Bebas biaya pendaftaran. Paling bakal ngeluarin biaya untuk TOEFL, bagi yang belum pernah tes, atau sertifikatnya udah expired (TOEFL nya harus dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun). Dan itu biayanya juga beragam, tergantung tes dimana. TOEFL-like atau prediction juga diterima kok, dan itu lumayan terjangkau. Kalau yang di daerah Padang, sekali tes di pusat bahasa UNAND itu bayar 35.000. Kalau ITI, 100.000. Bedanya, di ITI hasilnya langsung keluar setelah satu hari, kalau di pusat bahasa paling cepat 3 hari. Dan biasanya di pusat bahasa itu ngantri, rebutan tempat sama yang mau wisuda (TOEFL jadi salah satu syarat wisuda di UNAND).

2. Wawancara
Kalau kamu dapet e-mail untuk kepanggil wawancara, berarti kamu udah selangkah lebih jauh dari proses pendaftaran (YAEYALAH). Wawancaranya bakalan diadain di Jakarta. Tenang aja, tiket pesawat dibayarin. Bahkan juga dikasih uang untuk penginapan. Waktu jaman aku, yang dipanggil wawancara 18 orang. Wawancaranya dibagi 2. Hari pertama untuk Non-English Major, hari kedua untuk English Major. Kami gak jumpa satu sama lain (English dan Non-English). Menurut terka-terkaanku, wawancara ini dibagi dua supaya gak menyebabkan nervous berlebihan bagi anak-anak Non-English Major. Ini cuma terkaan penulis semata. 
Biasalah kan kalo kepo, nanya-nanya "Eh eh, kemaren TOEFL nya berapa?". 
Anak-anak Non-English Major mah TOEFL nya merata, 500 lebih dikit. Tapi, jangan coba-coba tanya TOEFL anak English Major. Mereka bakalan bilang "Aduh, jangan tanya itulah, TOEFL ku rendah." untuk kemudian diikuti angka 600. 
600 TJOY
E-NAM RA-TUS.



Aku bukan penikmat kopi sebelumnya. Aku hanya menegak kopi kalau harus begadang dan fokus. Kalau memang masih bisa aku handle tanpa kopi, aku akan jauh-jauh dari bubuk hitam pahit itu.
Bagiku, kopi itu bukan untuk dinikmati. Untuk apa menikmati yang pahit-pahit kalau ada yang manis?
Minggu lalu, saat aku ada workshop di Washington DC, mereka menyajikan kopi sebagai refreshment. Aku ngantuk berat saat itu. Akhirnya aku memutuskan untuk menuang kopi ke gelas kecil. Kopinya kopi murni, gak ada dicampur gula atau vanila. Aku harus nuang gula sendiri kalau mau. Dan tentu saja aku butuh gula. Gak cuma 1 bungkus, aku biasanya nambahin gula lebih dari 6 bungkus. Gula disini beda dengan gula di Indonesia, disini kurang berasa. Tapi aku sadar kalau 6 bungkus itu terlalu banyak. Bukankah kopi itu sejatinya pahit?
Kebetulan, gula saat itu sedang habis, mereka lagi ngambil stok lagi. Pas saat nunggu itulah, aku lihat salah satu temanku menuangkan vanilla ke kopinya. Aku belum pernah nyampurin selain gula ke kopiku. Saat itu aku berfikir bahwa gak ada salahnya nyoba. Aku pun menuangkan 2 cup kecil vanilla ke gelas kopiku.
Dan ternyata, itu KOPI PALING ENAK YANG PERNAH AKU COBA. Sempurna! Semenjak itu, aku hampir selalu minum kopi setelah makan. Tentu saja dengan vanilla. 


Kadang, kita tidak perlu menambahkan banyak hal buatan untuk membuat sesuatu menjadi lebih menyenangkan.  Dan kadang lagi, kita selalu punya pilihan untuk mengecap yang pahit dan yang manis, atau meninggalkan salah satunya. 
Kita juga selalu punya kesempatan, untuk menciptakan bahagia. 

Ngalay Ilmiah

Yow!
'Sup folks~
Kami jalan-jalan ke Nashville kemarin. Kami ini adalah aku, Honggyoung, Abdul (teman sekelas kami), dan Fatimah (anaknya Abdul). Ini rencana sebenanrnya gak mendadak, kami udah ngerencanainnya dari 2 minggu yang lalu, tapi cuma sejenis "Nashville, yok." "Yok.." "Tanggal segini ya." "Oke".
Kami gak ada ngomongin mau ngapain, mau kemana. Bahkan sampe hari H, pas udah mau berangkat, baru mutusin mau ngunjungin apa.
Awalnya Abdul bilang dia gak bawa anaknya. Soalnya istrinya gak bisa ikut. Dia takut kerempongan sendiri. Tapi akhirnya, dia bawa juga Fatimah, mungkin karena Honggyoung pengen banget jumpa dan nge-gendong. Fatimah ini umur 3 tahun (kalo gak salah), lincah banget, dan ramah sama orang yang baru dia jumpa.
Mempertimbangkan Fatimah, Honggyoung nyaranin kami untuk ke Museum Sains di Nashville. Abdul langsung pasang GPS, kami meluncur~
Sampai di depan gerbang masuknya, kami baru mikir "Eh ini masuknya bayar? Berapa ya?"
We were supposed to pay $14, tapi dengan student ID, kami dapat diskon $1. Lumayan lah ya. Awalnya, aku mikir, "Yaaah, sayang kali, mahal kali."
Tapi, setelah 2 menit masuk ke museum nya, aku langsung lupa sama 13 dollar ku yang tadi. Aku langsung lari kesana kemari, nyobain semua hal-hal berbau ilmiah.
Kami siap untuk ngobrak-ngabrik museum ini!
 Di bagian depan, ada mobil ini, gak tau namanya apa, lupa nengok. Pokoknya ini, itulah, keren.



"T.O.P is gonna do military service next year, Eonnie.."
"Yeah, they usually get less popular after they finished their military years."
"Really? Why??"
"People just forget them. I mean, they are not gonna be on stage or television for almost 2 years. It's not a short time. People will just, stop following them."
"Oh, it's sad."
"Well, I don't really care, tho. Hahaha. Why do I have to care about somebody who even doesn't know my excistence. I'd rather follow handsome guy around me, than the one that's almost impossible to be with me."

"We love you, we are happy to have you here, no matter what. And you are more than welcome to come back."

Aku memang harus belajar untuk melihat perpisahan bukan sebagai akhir, tapi permulaan untuk cerita yang baru.
Hanya saja, bagaimana jika aku belum bisa mengakhiri bagian cerita disini?
Ada yang belum siap untuk kuubah menjadi kenangan.
Ada percakapan yang belum siap untuk kuselesaikan.
Ada kalimat yang belum bisa kububuhi tanda titik.

Aku, hanya ingin tinggal sedikit lebih lama.

TOEFL LISTENING SECTION

Kalo ditanya apa yang biasanya bikin aku nervous dan stressed out disini, jawabannya adalah order makanan dan making a phone call to any call centre. It's really a serious thing for me. 
Orang-orang Tennessee itu punya aksen tersendiri. Selain mereka juga punya southern drawl, karena technically, Tennessee emang terletak di bagian selatan. By the way, southern drawl itu gaya bicara yang agak dipanjang-panjangkan intonasinya, it makes kata-kata yang mereka bilang itu susah dimengerti. dan mereka ngomong super cepat, semua kata-kata yang mereka bilang itu kayak nyatu semua. Gak ada spasi. Mereka juga suka nyingkat-nyingkat. Seperti:

You all: Y'all
I'm going to: Imma 
Out of: Outta
Dan lain-lain~

Dan ini, gak cuma aku yang ngalamin, temanku dari Thailand, katanya dia sampe ngabisin waktu 30 menit nelpon CS bank, gara-gara mereka sama-sama gak ngerti apa yang mereka katakan to each other. Kalo udah lelah, biasanya aku jawab "Yes" no matter what they said.
Aku gak pernah ngerasa selelah ini ngomong dalam bahasa inggris. Hahaha. 
I mean, it's really exhausting to pay attention to what people say, if you miss one word, you may miss the whole idea, kayak gitulah kira-kira. 
Kalau biasanya pake bahasa indonesia aku tahan bekombur berjam-jam, kalo pake bahasa inggris, setengah jam aku udah EXTREMELY exhausted. Pernah waktu itu, aku ngumpul sama host family aku, dan mereka ngundang teman-teman mereka dari gereja untuk datang. Kami masak, dan ngobrol bareng. Gak cuma harus ngomong full english dan harus dengerin full southern accent (tau lah ya, orang-orang yang lebih tua cenderung ngomong lebih cepat dan nyerempet-nyerempet tiap kata), I also had to deal with nama-nama berbagai bahan masakan yang mostly, baru pertama kali aku dengar. Well, ujung-ujungnya aku gak bantuin masak, tapi belajar nge-pronounce bumbu-bumbu masakan dengan benar.

Tapi, sesulit-sulitnya ngorder makanan, masih lebih sulit nelpon CS. Way more difficult. Karena kalo langsung, kita bisa lihat pergerakan mulut mereka, it helps lah. Tapi kalo nelpon, hah, kami bilang ini semacam TOEFL Listening Section. Harus benar-benar fokus. Ingat, miss one word might make you miss the whole world, eh salah, I mean the whole idea. 

So, CHEERS FOR HAVING EVERYDAY TOEFL LISTENING SECTION! 

Be Aware of The Flag

Setelah pulang dari fitness centre hari ini, aku dan temanku ngelihat ada rame-rame di gedung sebelah, yang tidak lain dan tidak bukan adalah lapangan basket. Penasaran, kami singgah. Mana tau ada kaos atau makanan gratis. 
Ternyata ada pertandingan. Tapi kayaknya bukan pertandingan besar. Soalnya yang nonton dikit. Paling cuma 30 an orang. Karena penasaran sama cheerleaders nya, kami memutuskan untuk nonton sebentar, setidaknya sampe pembukaan aja, sampe nengok mereka jejingkrakan salto-salto. Kami ambil tempat duduk di bagian atas. Biar gampang kalo mau keluar nanti. Kami duduk sekitar 5 menitan di bangku itu, ketika ada kakek-kakek bilang: "Hey this is my seat. And that is hers."
Padahal itu stadium masih 90% kosong, kenapa lah aku sama kawanku bisa duduk di tempat yang udah booked. Akhirnya kami pindah. Meninggalkan kakek dan nenek yang kayaknya lagi kasmaran gelombang 3. 
Kami tetap mencari tempat duduk di bagian atas. 
Sekitar 5 menit kemudian, pluit panjang bunyi, tanda pertandingan akan dimulai. Sebelumdimulai, mereka nyanyiin lagu kebangsaan mereka dulu. Sontak seisi stadion berdiri dan hormat ke bendera mereka. Sialnya, kami duduk pas dibawah bendera. Dan di daerah situ, cuma ada aku dan kawanku. Cuma kami berdua. Kami langsung kaget, dan sikut-sikutan,
"Kita mesti berdiri juga gak ini?"
"Kita mesti hormat juga?"
 
Serius itu awkward BANGET. 
Kebayang gimana begonya muka kami, pas tiba-tiba seisi stadion menghadap ke kami secara tidak langsung, secara langsung mereka ngadap bendera sih. Dan untuk beberapa saat, kami tetap duduk, dengan muka yang, you know, kaget. Tapi akhirnya kami berdiri juga. Temanku juga ikut hormat. Hormat nya gak kayak hormat upacara bendera pas SD dulu, mereka hormatnya letakin tangan di dada. 

Saat itu, satu-satunya yang pengen kulakukan adalah kabur. Atau menghilang. Andai aja aku punya jurus raib. 
 

Ngekode Host Mom


Ada satu taman yang lokasinya dekat sama kampusku. Kira-kira 20 menit kalau naik mobil. Kalau jalan gempor. Aku pengen kali ke taman itu, soalnya pemandangan sunsetnya bagus kata orang-orang. Ada danau disana. Kayaknya di musim gugur kayak gini, tempat-tempat seperti itu bakalan jadi tempat foto yang bagus, eh maksudnya tempat nyantai yang bagus. (foto aja kerjamu, Win)

Taphiiii, public transportation di kota ini lumayan menyebalkan. Bus cuma lewat 1 jam sekali, itu pun gak menjamahi semua tempat. Bus biasanya jadi andalan kami, karena gratis (dengan student ID). Setelah bus, ada taxi. Yang ini gak gratis. Tapi lumayan murah kalo perginya rame-rame. 5 dollar within the boundary. Jadi mau jauh dekat, selama masih di dalem kota, cuma perlu bayar 5 dollar. Nah, yang aku bingung, mau gak ya taxi take us to the park. Kutengok-tengok foto nya, kayaknya itu rada masuk hutan gitu.
 
Iseng-iseng, aku coba tanya host mom aku. Aku email kurang lebih isinya nanya kira-kira supir taxinya mau gak ya ngantar kami ke taman itu. Eh dibalas gini:

Hi, Winni,

When do you have time?

I can take you to Cane Creek Park

Yes! Code has been understood nicely.
Kadang, terhadap beberapa orang, kita harus membuat beberapa jarak.
Bukan karena mereka kurang baik, atau terlalu baik.
Bukan di mereka masalahnya.
Tapi di kita.
Pada diri kita, ada hal-hal yang tidak bisa sepenuhnya kita kuasai.
Hati.
Mungkin hanya dengan menciptakan jarak, semuanya akan tetap pada tempatnya.

HALLOWEEN 2016

BOO!
Facebook dan instagram udah penuh sama foto-foto hantu. Aku bukan gak mau jadi hantu. Mau aja, sayangnya lagi bokek. Dan jadi hantu itu gak sedikit modalnya. Aku coba cari-cari di google kostum low budget, dan jumpa ide ini di 9GAG. I love you 9GAG! Untuk kostum ini, cuma perlu uang 3 dollar, niat, dan napas. Yes, we were transforming ourself into GRAPES!
Kami belanja ke Walmart, dan ngembus balon ini di ruang belajar. Aku ngembus kurang lebih 25 balon. Alhamdulillah masih sehat sampe nulis postingan ini. Honggyoung lebih tangguh, dia ngembus 30 balon. Tapi katanya sekarang mulutnya sakit-sakit.

 

Strolling Around Cookeville Downtown

Udah hampir 3 bulan disini, aku baru sempat jalan-jalan ke pusat kota nya Cookeville. Ini pun dadakan. Gara-gara hari ini kami selesai lebih cepat di Senior Citizen Centre. Btw, kami jadi volunteer di Senior Citizen Centre nya Cookeville. Seru! Kami ngegaul sama oma-oma dan opa-opa. Berasa jadi muda (YAEYALAH). 
Hari ini gak banyak kerjaan, karena juga gak banyak kegiatan. 
Kami pulang 1 jam lebih cepat. Cuacanya lagi bagus, matahari cerah dan sejuk. Just so puerfect! 
Irma came up with the idea of going to downtown. Karena jarak dari kampus ke Senior Citizen Centre itu lumayan jauh, sayang aja kalo kami langsung pulang. Dan kebetulan, jalan ke kampus itu ngelewatin jalur ke downtown. Aku dan Irma nge rental sepeda dari kampus. Hem, sebenarnya gak rental juga sih, minjem lebih tepatnya, soalnya kami gak perlu bayar apa-apa.Sayang aja sepeda gratis gak dipake secara maksimal kan. Akhirnya kami memanjangkan kaki kami ke pusat kota Cookeville. Pusat kota Cookeville ini kecil. Kecil sangat. Paling cuma 2 blok. Kota Cookeville itu sendiri juga kecil, semua kotanya kalo dikelilingi sejam habis. 
Dari kemaren-kemaren sebenarnya pengen jalan-jalan ke downtown, tapi alesannya, "nanti ajalah, kan dekat.." "mending ke tempat yang jauh-jauh dulu..". Selain alasan-alasan itu, transportasi juga jadi masalah. Kawan-kawanku rata-rata gak pandai naik sepeda. Dan kalo naik transportasi umum itu, jenggotan nunggunya. Busnya lewat cuma sejam sekali.  

Di downtown Cookeville, ada toko-toko barang antik, butik-butik yang harga bajunya bisa ngabisin jajan sebulan, ada toko eskrim yang namanya Ice Cream City. Kami berhenti di satu toko yang dekorasinya cantik dan kayaknya jual hal-hal berbau Tennessee dan TTU (Tennessee Tech University). 



"When I first saw you, I didn't expect your name would be Winni. I expected something like Muhammad or Abdul,"   

"Those are the names for male, just so you know."     

"Oh...."

"I don't have any idea what you are trying to capture.."
"I am trying to capture these things. The things that relate to my feeling."

  Kosong 

Sepi


 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?