Lihatlah pada diriku sekarang,
yang bahkan takut untuk memiliki sedikit harapan.
Jatuh setelah berusaha keras untuk bangkit itu sangat melukai.

Setumpuk harapan itu membuat nafasku sesak jika tidak diperjuangkan.
Namun aku terlalu bersemangat untuk semuanya. 
Mengejari satu-satu atau bahkan dua-dua, atau sekaligus semua. 

Lalu kemudian semuanya menghujamku, memghujamku jatuh 
setelah aku mengangkat mereka terbang
Memperjuangkan semua dengan tenaga dan sisa-sisa tenagaku
Atau bahkan sisa dari sisa-sisa tenagaku



 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?