Selamat ulang tahun, Papa


"Kak, ayok sholat."
"Kak, sini baca Al-qur'an sama Papa."
"Jangan tidur nanti di sekolah ya, Kak."
"Dulu waktu Papa SMA…"
"Dulu waktu Papa masih kecil…"
"Kak, ikut Papa main golf yuk, nanti kita makan indomie sama es teh siap itu, gak usah kasih tau Mama."
"Papa pergi kerja ya, Nak."
"Papa pulang…"
"Jangan dekat kali nonton tv nya, Kak."
"Anggap sholat itu kebutuhan Kakak, ya. Kalo kebutuhan, pas nggak dipenuhi, pasti rasanya ada yang kurang kan."
"Ambilin air minum Papa, Kak, hangat ya."
"Jengkol itu enak loh, Kak."
"Lebihin uang parkirnya, Kak."
"Kak, beli jualan nenek itu, lah."
"Kakak turun bentar di supermarket ya, beliin lasegar Papa. Sekalian kalo kakak mau beli jajan."
"Nanti Papa yang jemput ya, Kak."
"Kak, ayok spot." (maksudnya sport-olahraga)
"Papa sekarang lagi belajar Bahasa Inggris, Kak. Susah ternyata belajar pas udah tua gini ya. Nanti kakak yang rajin ya belajar bahasanya, biar lancar ngomong inggrisnya kayak bule-bule."

And today is your birthday, Pa. I'm recalling some memories with you as now I won't share any more memories with you again.

I miss you. I will always do.

20 0ktober 2018
Beberapa saat ke depan, akan banyak pagi-pagi yang mengharuskan aku untuk memaksa diri beranjak dan bangun menghadapi perasaan yang semakin hari semakin berat. 
Aku sadar bahwa melupakanmu cukup melelahkan. 

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?