Kerja Praktek Hari ke-8

TAHUN BARU!
Disambut sama seorang Bapak pagi ini di depan pintu masuk kantor. Dia nyapa semua orang yang lewat sambil bilang : HEPPI NIU YEE (read: happy new year) dengan senyum selebar mungkin.
Kami gak pernah jumpa sama Bapak tersebut. Dan gak tau juga Bapak itu punya jabatan apa di SOCI. Dari perawakan dan cara dia berbicara, kurasa dia Tionghoa.

Kami masih di bagian dokumen hari ini. Dan sedikit lebih sibuk dari kemaren-kemaren. Secara, besok deadline tjoy. Kasihan sih sama pegawai-pegawai dokumen bagian ekspor, kerjaan mereka banyak. Pelaporan yang udah lewat ini juga wajib, dokumen-dokumen pendukung barang ekspor yang mau dikirim juga mendesak. Seperti terjebak di masa lalu tapi tetap harus melanjutkan masa sekarang. HAHAHA

Ah iya, dari pengalaman-pengalaman mahasiswa KP yang baru aku baca, katanya kalo mau diskusi sama karyawan itu harus pandai-pandai.
Yang pertama, pandai-pandai milih kata, karena yang mau kita ketahui adalah masalah di sebuah perusahaan, ya mana ada karyawan yang mau ngasih tau terang-terangan apa masalah di perusahaannya kan.
Yang kedua, pandai-pandai lihat situasi. Jangan nanya-nanya pas karyawannya lagi pada sibuk. Bisa-bisa disuruh get out.
Kalau di SOCI, kayaknya waktu yang tepat untuk nanya-nanya adalah saat jam makan siang. Atau, pagi-pagi datang sebelum bel. Karena hampir semua karyawan yang kerja di kantor itu pake jemputan dari perusahaan, jadi mereka biasanya bakalan udah stand by di kantor sebelum jam 8. Kalo jam segitu kemungkinan ya masih belum sibuk. Palingan juga sarapan atau dandan.
Tapi hari ini diskusi apapun belum bisa dilakukan.

4 Januari 2016

Kerja Praktek Hari ke-10

Well, hari ini, kami udah punya topik masing-masing. Gak semua sih, bang Habib masih belum.
Ikhsan masih tetap dengan topik yang kemarin. Produktivitas.
Keke menemukan topik baru tentang optimasi bahan baku.
Dan aku, rencananya mau mengevaluasi kinerja SCM dengan metode Supply Chain Operation Reference. Data yang dibutuhkan cuma didapatkan melalui wawancara dan nyebarin beberapa kuisioner.
Topik ini muncul dari bahan yang diberi Bu A-Yin.
Aku belum mempelajari lebih dalam mengenai ini.
Kebetulan, salah satu senior ku ada yang sedang menyusun tugas akhir dengan topik ini. Aku langsung menghubunginya, namun sayang, Uni nya baru sampai pendahuluan. Aku ingin bertanya detail tentang kuisioner dan beberapa metode pengolahan padahal.

Aku coba cari jurnal. Setengah hari ini kerjaan kami cuma browsing sama diskusi.
Setelah makan siang, kami kembali ke bagian masing-masing.
Karena deadline pelaporan udah selesai, kantor gak begitu sibuk lagi hari ini. Kami bisa diskusi sama salah satu staf bagian dokumen ekspor. Bu Zita namanya. Bisa dibilang beliau adalah supervisor bagian dokumen ekpsor.
Data-data yang kami input selama beberapa hari belakangan ini belum dijelaskan secara rinci kepada kami. Masalah waktu juga.
Jadi kami cuma menginput apa-apa saja yang perlu diinput tanpa tahu apa fungsi tulisan-tulisan di dokumen tersebut dan bagaimana cara membacanya.
Satu map dokumen berisi beberapa jenis dokumen, seperti Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Bill Of Lading, sertifikat yang menjamin bahwa barang dalam kondisi baik (gak cuma barang, kontainer dan pallaet-alas barang pun kadang pake sertifikat juga), invoice (sejenis bill lah, yang berisi jumlah uang yang perlu dibayar), kadang-kadang e-mail yang berisi request dari pembeli juga ada di dalam map ini. Pokoknya lengkap lah semua dokumen pendukungnya.

Hari ini, kami mendapat pengetahuan baru tentang dokumen-dokumen ekspor.
Bagaimana pentingnya selembar kertas tersebut.
Jangan kira tidak penting. Kontainer tidak akan bisa masuk pelabuhan tanpa selembar kertas Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
Aku mulai mendapat gambaran nyata tentang bagaimana manajemen supply chain berjalan di perusahaan ini. Koordinasi antar tiap divisi sangat penting.
Aliran yang terjadi tidak hanya aliran barang, tetapi juga aliran informasi (dokumen).
Bagian yang harus diperhatikan juga tidak hanya gudang (karena disitulah produk berada).
Bagian dokumen juga punya andil yang sangat penting.
Bahkan satu lembar kertas Bill of Lading, dapat dihargai seharga barang 1 kontainer (bisa mencapai puluhan ribu dollar). 
Walaupun satu bagian bekerja dibawah terik sinar matahari, bau keringat, dan bising, satunya lagi bekerja dengan nyaman dan suasana ruangan selalu dingin, bukan berarti satu bagian lebih penting dari bagian lain.
Bukan berarti tekanan lebih besar di satu
bagian daripada bagian lain.
Semua nya punya porsi masing-masing. Dan tidak mungkin bekerja sendiri.
6 Januari 2016

Kerja Praktek Hari ke-9

Akhirnya hari ini kami diskusi sama salah satu pegawai SOCI. Gak tanggung-tanggung, kami diskusi sama Manajer Logistik. Ibu Suryati Moeljady namanya, biasa dipanggil Buk A-Yin. Iya, ibuknya tionghoa.
Keren ya, manajernya cewek. Cantik lagi.
Bagian logistik itu juga salah satu bagian yang sangat penting di SCM.
Pernah lihat gantry crane? Itu alat buat ngangkut-ngangkut peti kemas yang beratnya bisa sampai 30 ton kalo udah diisi. Alat ini biasanya ada di pelabuhan, untuk ngangkat peti kemas ke atas kapal sebelum dikirim. SOCI sendiri punya alat ini. Untuk menyusun peti kemas sebelum diberangkatkan ke pelabuhan. Ya walaupun gak segede yang di pelabuhan. Tapi keren juga. Aku sering lewat di dekat alat super berat tersebut kalau mau pergi ke gudang. Kalo alatnya gerak, bakal bunyi kayak sirene ambulan.
Nah, gantry crane dan beberapa heavy equipments  yang ada di SOCI itu di manage sama bagian logistik.

Tapi informasi itu gak aku dapat dari diskusi sama Ibu A-Yin hari ini.
Diskusi kami hari ini hanya seputar hal-hal mendasar dari SCM. Gak gitu sulit untuk dimengerti karena kami juga udah mempelajari itu di kelas. Di akhir diskusi, ibu nya memberikan kami bahan bacaan. Bahan itu bahan workshop mengenai SCM yang pernah diikuti Ibu nya.
Dari bahan workshop itu aku menemukan bahwa apa yang kami pelajari selama 1 semester, hanya perlu beberapa hari untuk dijelaskan kepada para profesional. Perfectly explained.

5 Januari 2016

I Am The Only One

Sedih rasanya menjadi satu-satunya yang bahagia, yang antusias.
Menjadi satu-satunya yang berpikir bahwa semuanya akan terasa lebih mudah dan menyenangkan, karena ada teman.
Tidak masalah apakah nanti kita akan berada di tempat yang asing sekalipun, tidak masalah jika nanti akan ada hal-hal yang jauh dari harapan kita. Karena akan ada seseorang yang telah kita kenal cukup lama, bersama kita.
Semuanya mungkin akan lebih ringan, menurutku.

Aku juga ingin merasa biasa saja, tidak menunjukkan rasa antusias dan semangat dengan begitu mudahnya.
Mengumbar ke setiap orang bahwa aku bahagia dan bersyukur bisa bersama temanku.
Ternyata, yang bahagia hanya aku sendiri.
Aku ini menyedihkan sekali, ya.

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?