I Am The Only One

Sedih rasanya menjadi satu-satunya yang bahagia, yang antusias.
Menjadi satu-satunya yang berpikir bahwa semuanya akan terasa lebih mudah dan menyenangkan, karena ada teman.
Tidak masalah apakah nanti kita akan berada di tempat yang asing sekalipun, tidak masalah jika nanti akan ada hal-hal yang jauh dari harapan kita. Karena akan ada seseorang yang telah kita kenal cukup lama, bersama kita.
Semuanya mungkin akan lebih ringan, menurutku.

Aku juga ingin merasa biasa saja, tidak menunjukkan rasa antusias dan semangat dengan begitu mudahnya.
Mengumbar ke setiap orang bahwa aku bahagia dan bersyukur bisa bersama temanku.
Ternyata, yang bahagia hanya aku sendiri.
Aku ini menyedihkan sekali, ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?