Di salah satu postingan kerja praktek sebelumnya, aku mengatakan bahwa aku rindu jaman sekolah karena suatu hal yang mengingatkan.
Memang iya. Dan aku gak pernah merasa serindu ini.
Aku rindu sama kawan-kawan sekelas yang bandal, urak-urakan, tapi baik hati dan royal.
Iya, walaupun aku tipikal yang jarang banget hangout kesana kemari waktu SMA dulu, tapi aku merhatiin gimana kompaknya sebagian dari teman-teman kelasku. Bahkan sampai sekarang, sampai kuliah. Mereka tetap akrab gak peduli yang satu anak FK, yang satu anak pertanian, yang satu kuliah di luar kota.
Dan liburan kali ini sedikit berbeda, karena salah seorang dari teman kami menikah.
Aku selalu berpikir bahwa, pernikahan teman sebaya yang pertama adalah tempat reunian paling asik. Bahkan lebih asik dari reuni yang direncanakan atau bukber pas bulan puasa.
Sayangnya, aku gak bisa datang. Karena aku balik ke Padang hari itu juga.
Sedih...
Padahal aku mau lihat bagaimana tampang-tampang anak SMA yang bandal-bandal dulu itu, sekarang. Apakah usia merubah mereka, apakah perkuliahan membuat mereka berbeda. Aku ingin mendengar kombur-kombur mereka. Aku ingin tahu apa yang mereka katakan tentang teman kami yang telah menikah.
Aku ingin berada di meja tamu itu, bersama mereka. Meski aku tidak akan bercerita banyak, karena dari dulu pun aku tidak terbiasa untuk banyak bercerita di depan mereka.
Cukup berada di tengah-tengah mereka, menyimak pembicaraan mereka, aku sudah menemukan kebahagiaan disana.
Perbedaan beberapa prinsip dan kepribadian tak lantas membuat kami menjadikan itu penghalang bahwa pada dasarnya, kami masihlah anak muda, yang terkadang melontarkan ejekan, lalu tertawa bersama untuk itu. Aku harap tidak ada hati yang terluka.
Aku telah melewatkan salah satu kesempatan untuk merasakan satu hari bahagia. Karena jujur saja, aku tidak memiliki teman-teman seperti mereka disini. Lain lubuk, lain ikannya, bukan?
Tidak ada ucapan:
"mata ko itu"
"alah lek, banyak kali gaya kau"
"jisong yok we"
"masik hidup nya kau"
"atur ajalah sama kelen, samaku gampangnya itu"
"yang hebatan lah kau ya"
"cekel kali kauuuu" *betumbuk
atau percakapan sejenis ini
"ayoklah reuni"
"ayok"
"yok"
"jadikan"
"kantor ku terbuka lebar untuk kita diskusi. pulang lah dulu kelen"
"gak ada kata lain selain diskusi? macam mau bimbel aja bah"
"mana kita? sibayak yok"
"merapi merbabu lah"
"takengon aja, dingin"
"gak usah, sinabung aja."
"sinabung lagi erupsi paok, limbad aja takut kesana"
"ke pagoda aja biar gak jauh kali"
"jauh kali pagoda, marah mamak ku nantik"
Semoga di lain kesempatan. Semoga masih ada waktu yang bisa kita bagi bersama nanti.
Sukses dan bahagia untuk kita semua.
Aku rindu kalian.
ps: Selamat menyempurnakan setengah agama, Dira. Semoga menjadi keluarga yang senantiasa diberi Keberkahan dan Rahmat Allah SWT.
"jauh kali pagoda, marah mamak ku nantik"
Semoga di lain kesempatan. Semoga masih ada waktu yang bisa kita bagi bersama nanti.
Sukses dan bahagia untuk kita semua.
Aku rindu kalian.
ps: Selamat menyempurnakan setengah agama, Dira. Semoga menjadi keluarga yang senantiasa diberi Keberkahan dan Rahmat Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar