Bagaimana kalau ternyata waktu tidak pernah menyembuhkan apapun?


Kita cuma terbiasa, dan waktu hanya mengikis apa yang kita rasa sedikit demi sedikit. 
Mulai bosan nangis, mulai bosan murung, mulai bosan termenung. 

Jadi, bersedihlah. Menangislah. Menyesallah. 

Nanti waktu yang akan mengikis perasaan-perasaan tidak mengenakkan itu. Bersabarlah, coba berdamai. Coba hadapi. Tidak usah buru-buru untuk memaksa diri bahagia. Habiskan dulu sedih kita. Atau, sisakan sedikit saja. 
Biar lega itu datang sendiri. 
Semua hal di dunia ini punya porsinya masing-masing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?