"Aku kayak anak-anak gak sih kalau masih menghindari dia? Dan nge-unfollow semua sosial media dia?"
"Enggak. Aku juga kadang gak setuju sama orang-orang yang bilang kita pendendam kalau gak mau ketemu sama orang yang pernah nyakitin kita. Padahal, bisa aja apa yang udah diperbuat orang itu emang cukup traumatis dan berhubungan lagi sama mereka cuma akan bikin luka kita makin perih.
Lagi pula, kemampuan orang untuk berdamai dengan keadaan itu beda-beda. Mungkin damai di kita adalah menerima apa yang udah terjadi, bukan bersikap seolah gak terjadi apa-apa sama orang tersebut.
Kita berhak menentukan apa yang terbaik untuk ketenangan diri kita."
Langganan:
Postingan (Atom)
How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?
-
Hayooooo Hayooo Hayoooo (sedikit heboh). Hari ini, hari pertama ujian. Ujian dibuka oleh pelajaran MATEMATIKA. Awalnya sih aku senang. Yaaa...
-
Terkadang, ada hal yang tak bisa di ucapkan dengan kata-kata. Kalau dengan kata-kata, ia akan terasa sedikit lebay. Mengundang dosa lagi. ...
-
“Winni, saya buat dalgona pakai blender. Menjadi! Tak perlu penat-penat kacau pakai tangan.” Dulu waktu awal-awal dalgona viral, aku rajin b...