Oleh : Winni Septi Fanny Yasrin
Awan-awan berarak dan bergumpal putih
Sungguh indah
Kontras dengan sekelilingku
Kolong tol yang dipagari besi berkarat berlapis debu
Aku ingat dongeng semasa kecil dulu
Tentang peri yang katanya beristana di awan itu
Peri berkulit putih dengan gaun cerah
Kontras dengan wanita-wanita di sekitarku
Berkulit kusam dan berbusana kumuh
Aku lihat gedung-gedung itu
Menjulang tinggi mencakar langit
Sangat kontras dengan sekitarku
Perumahan gubuk reyot
Yang menunggu angin
Lalu habislah
Aku dengar kata-kata mereka
Janji mereka tentang kesejahteraan
Sangat kontras dengan kenyataan
Butakah mereka?
Tulikah mereka?
Setelah poster wajah mereka hilang peredaraan.
Di negri ini,
Orang miskin menjadi lebih miskin
Orang kaya menjadi lebih kaya
Koruptor dipenjara di istana
Maling ayam habiskan hidup di kesengsaraan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?
-
He ho he hoooo :D Ada kabar baik hari ini, hihihi. Tadi pak Abed masuk kelas sambil bawa-bawa kertas, terus dia bilang gini "Mulai bes...
-
"Kemarin saya dimarahin suami saya, Win." "Eh kenapa, Bu?" "Iya, kan kita pulang kerja bareng-bareng tuh, pas nya...
-
"Mau ambil jurusan apa nanti, Fan?" Pertanyaan sederhana tapi kadang-kadang aku bingung mau jawab apa.. Kalo untuk SMA ini, aku ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar