Sinar itu sudah ada didepanku.
Hanya beberapa langkah dan yap!
Akan kugenggam itu.
Satu langkah, dua langkah,
tunggu!
Sinar itu menjauh.
Seolah menyadari derap langkahku.
Aku terdiam.
Tapi tidak dengan sinar itu.
Dia tetap berjalan bahkan semakin cepat.
Akupun berlari.
Mengejar dengan semua tenaga yang kumiliki.
Mengejar hingga kaki tak terasa menginjak bumi lagi.
Tapi sinar itu tetap tak peduli.
Tetap saja menjauhi.
Aku lelah.
Aku hilang arah.
Aku terhenti disini.
Memandangi sinar yang kini hanya berupa titik dipenglihatanku.
Sinar itu menghilang.
Aku kembali ke kegelapan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?
-
Selamat tutup tahun. Hari ini kantor tetap beraktivitas seperti biasa. Malah semakin sibuk, mengingat ini adalah hari terakhir di 2015. ...
-
One of my friends asked me, how did I love New York. Yes, I had been to the one of most wonderful cities in the world: New York. I managed...
-
Apa guna mempersulit masalah yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cara yang sederhana? Apa guna mencari-cari kesalahan orang lain un...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar