aku pengen punya handsfree yang kedap suara walaupun gak ada lagu yang  nyala. aku pengen make itu sekarang. jigeum. aku bosan mendengar semuanya, apa mereka berharap aku mendengar semuanya? aku bukan pendengar yang baik, cita cita ku bukan jadi psikolog, jadi aku gak harus mendengarkan keluhan secara terus menerus. aku juga butuh didengar. hanya saja, aku tidak bisa mempercayai semua orang untuk jadi pendengar ceritaku. tidak semua orang bisa menanggapi ceritaku dengan baik.
aku sebenarnya senang jika ada orang yang percaya untuk cerita samaku, tapi, untuk yang seperti ini, aku belum bisa. aku belum bisa untuk jadi pendengar terus menerus.
kalau ada batas, itu namanya belum ikhlas ya? 
hhhh, ikhlas itu susah ya? apalagi untuk hal seperti ini.
aku berusaha untuk baik supaya aku juga bisa dekat dengan orang baik.
istilah lainnya, aku gak ngelakuin hal-hal yang aku gak suka, supaya orang-orang gak ngelakuin itu samaku.
contoh kecilnya, aku sebisa mungkin gak gangguin orang lain makan, karena aku gak suka ada yang ganggu aku waktu makan. 
tapi ternyata, selalu ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita ya..
disaat seperti ini, untuk hal yang mungkin bagi orang lain remeh, bahkan tertawa karena merasa aku lucu dan payah, tapi seringkali hal hal sekecil ini yang buat aku sedih. 
aku harus bagaimana? 
ikhlas? ya itu sudah pasti harus, tapi aku hanya belum terbiasa mungkin. 

Sama Saja


Kalau suatu saat nanti aku diberi kesempatan untuk bertemu denganmu, maka aku sudah menyusun rencana, aku akan membiasakan diriku dengan ini. Kau pasti sudah berubah banyak. Jadi kuputuskan untuk tetap cool. Aku tidak akan menyapa duluan meski sebenarnya aku sangat ingin, meski aku yang akan melihatmu duluan, sudah kubilang kan, aku punya radar, aku bisa tahu kalau kau sedang berada didekatku. Radar itu sekarang mungkin masih disini (baca: hati). Aku  tidak tahu apakah radar itu masih aktif. Radar itu sangat sensitif beberapa tahun yang lalu. Aku bahkan bisa merasakannya dari kejauhan ratusan meter. Aku bisa merasakan bahwa aku akan bertemu dengan mu. Tapi dulu, aku jadi diam seribu kata ketika berpapasan denganmu. Semua kata yang sudah kulatih untuk dikatakan buyar. Dan akhirnya, kau, aku, kita tak mengatakan apa-apa. Bahkan sampai saat ini, saat kita sudah terpisah jarak satu lautan. Untuk saling menanyakan kabar saja, kita tak pernah. Memang dari dulu kita ditakdirkan untuk seperti ini, tak pernah lebih. Aku juga tak akan dan tak ingin berharap lebih. Berteman baik denganmu saja, sulit bagiku. Jangan tanya kenapa. Itu pertanyaan yang tak bisa ku jawab. Walau aku pernah berkata kita bisa memulainya dari awal, berteman baik lagi,menghilangkan kecanggungan, tapi ternyata itu adalah awal dari semakin menjauhnya aku darimu.
Jika kita ditakdirkan untuk bertemu kembali, aku sudah merekam dan mengingat apa yang harus ku lakukan dan ku katakan. Aku tak seperti dulu. Aku juga sudah berubah. Aku akan…aku akan…ah, ada apa ini? Kenapa jantungku jadi tak karuan seperti ini? Aku tersadar dari lamunanku, ah ya, aku sekarang sedang di toko buku. Di tangan ku aku sedang memegang sebuah novel berjudul "Remember". Aku mengembalikan novel itu dan kembali berjalan menyusuri rak-rak, sampai tiba-tiba, mata ku bertemu dengan matanya. Ini jawaban untuk degup jantungku yang tiba-tiba menderu tadi. Dia mencoba menyapa dan mendekat. Dia memang sudah berubah. Tidak sedingin dulu, tapi, ah, apa ini? Mana rencana yang sudah kususun selama ini? Aku tak ingin wajahku memperlihatkan apa yang sedang kupikirkan. Dan ketika Ia tepat di depanku, aku kembali menjadi sama persis dengan beberapa tahun lalu. Sama saja. Semua rencanaku buyar. Tapi, aku tahu sesuatu hari ini, radarku masih aktif. Ia masih bekerja dengan baik.
dibayang bayang fatamorgana berharap hidup khusnul khotimah.
dibayang bayang fatamorgana diri memohon selamatkan hamba.

Akhirnya.........

Rasanya udah hampir setahun gak update blog --haha lebay-- Ada aja gangguan, mulai dari modem yang providernya nipu mulu, sampe tugas kelas tiga yang se-tum-puk. Nulis postingan ini aja nyuri-nyuri waktu. Sangking kangennya sama blog. Sebenarnya gak cuma blog, facebook juga, twitter, ym yang gak pernah terjamah lagi, tapi kalo facebook sama twitter masih bisa buka via hape, nah kalo blog..... Tempat curhat online ku satu-satunyaaaa. Soalnya kalo curhat di facebook apalagi twitter, ntar aku dibilang kepo. Intinya di postingan ini aku cuma mau ngelampiasin keinginan buat nulis di blog yang udah kependam selama beberapa minggu ini .

Aku kangen semuanya. Semuanya. Semuanya. Semuanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.Semua yang sekarang ini gak ada di depanku. Aku bosan sama hari-hari ku akhir-akhir ini. So flat.
Aku kangen curhat-curhatan sama kawan fb, kawan-kawan dunia maya. AKU KANGEN KALIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN.

Dan kau ada diantara milyaran manusia.

Dan ku bisa dengan radarku, menemukanmu...

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?