Kalau suatu saat nanti
aku diberi kesempatan untuk bertemu denganmu, maka aku sudah menyusun rencana,
aku akan membiasakan diriku dengan ini. Kau pasti sudah berubah banyak. Jadi
kuputuskan untuk tetap cool. Aku tidak
akan menyapa duluan meski sebenarnya aku sangat ingin, meski aku yang akan
melihatmu duluan, sudah kubilang kan, aku punya radar, aku bisa tahu kalau kau
sedang berada didekatku. Radar itu sekarang mungkin masih disini (baca: hati).
Aku tidak tahu apakah radar itu masih
aktif. Radar itu sangat sensitif beberapa tahun yang lalu. Aku bahkan bisa
merasakannya dari kejauhan ratusan meter. Aku bisa merasakan bahwa aku akan
bertemu dengan mu. Tapi dulu, aku jadi diam seribu kata ketika berpapasan
denganmu. Semua kata yang sudah kulatih untuk dikatakan buyar. Dan akhirnya,
kau, aku, kita tak mengatakan apa-apa. Bahkan sampai saat ini, saat kita sudah
terpisah jarak satu lautan. Untuk saling menanyakan kabar saja, kita tak
pernah. Memang dari dulu kita ditakdirkan untuk seperti ini, tak pernah lebih.
Aku juga tak akan dan tak ingin berharap lebih. Berteman baik denganmu saja,
sulit bagiku. Jangan tanya kenapa. Itu pertanyaan yang tak bisa ku jawab. Walau
aku pernah berkata kita bisa memulainya dari awal, berteman baik
lagi,menghilangkan kecanggungan, tapi ternyata itu adalah awal dari semakin
menjauhnya aku darimu.
Jika kita
ditakdirkan untuk bertemu kembali, aku sudah merekam dan mengingat apa yang
harus ku lakukan dan ku katakan. Aku tak seperti dulu. Aku juga sudah berubah.
Aku akan…aku akan…ah, ada apa ini? Kenapa jantungku jadi tak karuan seperti
ini? Aku tersadar dari lamunanku, ah ya, aku sekarang sedang di toko buku. Di
tangan ku aku sedang memegang sebuah novel berjudul "Remember". Aku
mengembalikan novel itu dan kembali berjalan menyusuri rak-rak, sampai
tiba-tiba, mata ku bertemu dengan matanya. Ini jawaban untuk degup jantungku
yang tiba-tiba menderu tadi. Dia mencoba menyapa dan mendekat. Dia memang sudah
berubah. Tidak sedingin dulu, tapi, ah, apa ini? Mana rencana yang sudah
kususun selama ini? Aku tak ingin wajahku memperlihatkan apa yang sedang
kupikirkan. Dan ketika Ia tepat di depanku, aku kembali menjadi sama persis
dengan beberapa tahun lalu. Sama saja. Semua rencanaku buyar. Tapi, aku tahu
sesuatu hari ini, radarku masih aktif. Ia masih bekerja dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar