Aku (Gak) Ga**u

Entah kenapa aku malam ini jadi kayak gini.
Ga**u men!
Aiiih.
Aku udah menghindari, tapi tetep aja.
Gak bisa.
Jadi boleh lah ya aku curcol dikit disini.
Ya boleh dong, ini blog siapa coba? Hah?
Oke, aku ga**u mamen.
Gak usah tanya kenapa.
Karena tak akan bisa terjelaskan.
Bukan karena apa-apa.
Yang aku ga**u-in punya blog men!
Gilee aja...
Kalo dibaca sama dia, kan berabe.
Hhhhh.

Someone there...
Aku gak tau mau ngomong apa.
Aku juga gak tau apa yang aku rasakan.
Aku pengen kali jujur.
Tapi cepat-cepat aku bungkam niat itu.
Karena aku sadar, siapa aku ini?
Aku bukan siapa-siapa mu.
Iya kan?
Lha, iya toh??
Kau sadar tidak, bagaimana rasanya jadi wanita?
Ya ngapain bingung!
Jawab aja enggak.
Emang gak tau kan? Secara gitu kau kan laki-laki.
Tapi, satu yang ingin aku sampaikan padamu,
bukan hanya padamu,
tapi pada semua laki-laki.
Berhentilah untuk tebar pesona dan perhatian.
Kalo pesona mungkin bisa aku tangkis.
Tapi perhatian, sulit.
Kalian tahu tidak bagaimana sulitnya kami para wanita memendam perasaan?
Kalian sadar tidak bagaimana nyesek nya kami,
saat tahu ternyata perhatian itu ternyata bukan hanya untuk kami?
Pasti kalian tidak pernah sadar.
Sebab kalian selalu saja mengulanginya.
Hhhh,
Aku udah cukup capek
dengar curahatan temen-temen ku
Mereka menaruh harapan pada orang yang salah
Orang yang sama sekali tidak bermaksud apa-apa denganya
Hal ini tidak akan terjadi jika kalian menjaga sikap
dan tidak tebar perhatian.
Mohon mengerti posisi kami,
hai para kalian...

(Tulisan ini hanya fakta belaka, jika ada persamaan kisah dan merasa tersindir, saya benar-benar bermaksud deperti itu. Semoga mengena.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?