Thought Of The Day

Sedikit menjadi beban sebenarnya ketika kita mengekspresikan sesuatu melalui tulisan dan orang-orang mengira bahwa itu adalah pengalaman pribadi kita. 
Padahal kita hanya sedang meluapkan apa yang ada di pikiran dan imajinasi kita, membahasakan apa yang kita lihat di sekitar, dan mendokumentasikan apa yang kita dengar di lingkungan.
Sesederhana itu. 
Jadi, jika nanti aku menulis tentang kesedihan, bukan berarti aku sedang sedih, aku mungkin hanya sedang tidak bahagia. Loh?
Haha, canda. 
Nikmatilah tulisan-tulisan itu sebatas sebuah tulisan. Terkadang, tidak perlu melihat siapa yang menjadi penyampai atau penulis cerita itu. 
Biar aku tetap bisa menulis sebebasnya. 

Masih Berjuang

Kenapa aku masih berjuang sampai sejauh dan selama ini?
Karena bagiku, berjuang masih lebih mudah ketimbang merelakannya. 


Question of The Day

Apa ukuran lambungku menyusut ya?
Akhir-akhir ini, tiap makan nasi bungkus gak pernah habis. Padahal biasanya selalu habis, bahkan kekurangan kalo lagi laper berat.

 photo m0s76.gif photo m0s76.gif photo m0s76.gif

Hal Menarik Tentang KKN dan Solok (Bagian 2)

KKN dan Solok itu kayak kacang sama kulit sekarang. Kalo lagi di Solok berarti lagi KKN, kalo kagi KKN berarti lagi di Solok. HAHA. Maap ya kalo garing. Gak tau mau ngasih kalimat pembuka gimana.
 photo m0s76.gif photo m0s76.gif photo m0s76.gif
Jadi, aku mau list beberapa hal menarik tentang Solok dan KKN setelah kurang lebih seminggu mengarungi hidup bersama mereka. Gak semuanya enak-enak, pasti. Tapi banyak juga pelajaran dan hal-hal baru. Aku bakalan mulai dari hari-hari pertama di Solok dulu.

Hal Menarik Tentang KKN dan Solok (Bagian 1)


It's been a week.
Waktu yang dirasa cukup untuk beradaptasi dan mengerti bagaimana hal-hal berjalan disini. Tidak semua sesuai harapan, memang. Tapi, berada di daerah yang belum pernah aku datangi, menetap untuk 40 hari ke depan, berinteraksi dengan masyarakat, serumah dengan orang-orang baru, bukan perkara yang tidak meninggalkan banyak pelajaran.
Aku belajar banyak hal selama seminggu ini.
Aku menikmati banyak suasana selama seminggu ini.
Aku memahamkan diriku dengan banyak pelajaran baru selama seminggu ini. 

Meski tidur tidak senyaman di kamar sendiri.
Mandi harus hemat air karena air bisa mati kapan saja. 
Berjalan dari rumah ke rumah di siang hari bolong.
Mengabaikan ingin badan untuk tidur karena sedang puasa. 
Menjaga sikap karena ada hal-hal yang biasa bagi kami, ternyata asing disini.

Tapi, kami mengajarkan diri kami tentang hidup melalui ini. 
Kami  menyadarkan hati kami melalui apa yang kami lihat di sekitar. 
Kami adalah mahasiswa yang merasa banyak tahu tentang hidup, sedang mata kami tertutup akan sekitar.

Semoga 40 hari ini membawa pemahaman baru pada kami.



K K N

Kota Solok jadi tempat pelaksanaan KKN bagi ku dan 81 mahasiswa UNAND lainnya. Kami dibagi menjadi 5 kelompok yang ditempatkan di 5 kelurahan. Masing-masing kelompok terdiri dari 18-20 orang.
Oh iya, KKN (kuliah kerja nyata) itu merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang sudah melewati semester 6. Jadi hampir seluruh mahasiswa UNAND angkatan 2013 gak pulang selama puasa ini. Kami menghabiskan puasa bersama teman-teman sekelompok, di daerah yang mostly adalah daerah pelosok, yang jauh dari kota, dan kadang jauh dari sinyal. 
Tapi Alhamdulillah, ditempatku tidak jauh dari kota dan sinyal 3 kencang. Makanya aku masih tetep bisa nge-blog. 

Kota Padang, Solok, dan Payakumbuh adalah lokasi KKN tematik tahun ini. KKN tematik itu agak berbeda dengan KKN reguler. Kalau tematik, biasanya memang ditujukan untuk melihat masalah-masalah di daerah yang sudah cukup maju dan bisa disebut "kota". Pogram kerja KKN tematik ditentukan oleh dinas PUPERA (Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat), jadi kami hanya tinggal menjalankan. Kebanyakan tugas kami adalah survey dan pengumpulan data. 
Bebeda dengan KKN reguler yang prokernya tidak ditentukan oleh siapapun kecuali mahasiswa KKN itu sendiri, dan lokasi-lokais KKN nya pun biasanya agak menuju daerah-daerah terpencil. 
Aku sebenarnya ingin-ingin saja KKN di tempat seperti itu, pasti akan banyak pelajaran yang bisa diambil. Tapi mengingat sinyal susah itu, aku mengurungkan niatku, dan mendaftar KKN tematik saja. Setidaknya, daerah nya sudah dipastikan adalah perkotaan. 

KKN dilmulai tanggal 15 Juni 2016. 
Tapi di hari itu hanya ada acara pelepasan dan penerimaan mahasiswa KKN oleh pihak kampus dan pemerintah Kota Solok. Kami mulai bergerak menjalankan proker di hari kedua. 

Solok itu adalah dataran tinggi, dan di hari pertama aku sampai disini, memang benar bahwa walaupun matahari bersinar terang, udara masih tetap sejuk. Tidak seperti di Padang yang panasnya sampai menembus tembok. Setidaknya, itu kesan pertamaku terhadap kota ini. 
Di hari kedua, kami yang ber-18 itu dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yang akan survey di  3 RW. 
Aku dan teman sekelompokku akan melakukan survey di RW 5. Beruntung menurutku, karena daerah rumah kami adalah RW 5, jadi kami tidak perlu jauh-jauh mencari. Bisa jalan kaki saja. 
Aku yang paling semangat ingin jalan kaki. Karena saat itu aku belum tahu bahwa matahari sedang semangat-semangatnya bersinar diluar. 
Kami pun sepakat untuk jalan saja mengelilingi RW 5. 


Dan ternyata, Solok punya bakat yang setara dengan Padang untuk buat kami menyipitkan mata dan ingin segera pulang saja, ngadem di depan kipas angin. LUAR BIASA PANAS Solok hari ini. Untung beberapa diantara kami ada yang membawa payung. Gak tahan, Tjoy.Mana lagi puasa. Bahkan yang laki-lakinya pun rebutan ingin berteduh dibawah payung.

Beberapa menit kami memakai payung, orang-orang yang lewat melihat kami. Agak aneh juga sebenarnya dilihatin seperti itu. Mungkin bagi mereka tidak biasa melihat orang berpayung-payung. Mungkin bagi mereka itu kelihatan manja. Tapi, seriously, ini luar biasa panaaaas. Kami tetap pakai payung dan pura-pura bodo aja sama pandangan orang sekitar. Hingga akhirnya, ada Ibu-ibu yang bersorak dari tepi jalan:
"Manga bapayuang-payuang, diaak..." (ngapain pake payung segala, dek)
Kami tatap-tatapan, dan tanpa komando langsung menutup payung serentak. 
Kami masih bisa menahan tatapan sinis, tapi kalau sudah ada yang berani berbicara, kami mending ngalah. Ini kampung orang, Tjoy, dan ini baru hari pertama kami jalanin program.
Kami pun kembali bersipit-sipit ria dan mempercepat langkah. 

Hari ini, kipas angin jadi benda rebutan di rumah. 
Hari ini, Solok meruntuhkan imajinasi ku akan kota yang sejuk dan gak bikin berkeringat. 
Aku teringat beberapa jaket di koperku. Sepertinya, ada jaket yang tidak akan tersentuh sampai siap KKN nanti. 

Be kind, Solok. 
Kami masih harus disini 39 hari lagi.

Memenangkan Rindu



Pukul 05.30 WIB, Kota Solok
Seisi rumah sedang tidur setelah bangun pagi buta untuk sahur.
Aku masih terjaga, melingkarkan selimut diseluruh tubuhku yang sudah dibalur sweater.
Suhu kota ini menjadi sangat dingin setelah guyuran hujan tadi malam.
Duduk dan memandangi layar.
Mataku merah, tubuhku lelah setelah seharian kemarin beraktifitas diluar.
Tapi ada yang lebih ingin kutuntaskan daripada lelahku ini.
Rindu.

Kemarin kubaca novelnya Sapardi yang tersohor itu.
Hujan Bulan Juni.
Katanya, puisi itu adalah medium.
Sepenuh apapun rindu ini menyesak di tubuhku,
Aku tetap tak ingin percakapan dengan mu menjadi medium.

Biar saja kutuntaskan rindu ini melalui beberapa bait kalimat satu arah
Tak perlu kau membalas atau apalah itu
Cukup kau baca saja ketika ia sampai padamu

Semoga ia sampai padamu
Semoga ia memahamkanmu

 How do you write a love letter to a place? To a time? To bittersweetness?